Home

  • Freaker

    Selamat Datang

    Selamat datang freaker !! Blog ini resmi saya rilis setelah 2 hari di permak.Silahkan untuk menikmati setiap tulisan yang ada
  • Kotak Biru Berhiaskan Pita Merah Jambu

    Kotak Biru Berhiaskan Pita Merah Jambu

    Anggun..Mungkin itulah yang tergambar pertama kali dalam benaknya saat berpapasan dengan seorang gadis di Taman Anggrek 5 tahun yang lalu..
  • Ameliorate

    Ameliorate

    Banyak hal yang menarik , bila memandang hidup yang kita jalani lewat berbagai prespektif.Ketika hidup dirasa tak adil , ketika menghakimi
  • Malam Terakhir di Mekkah

    Malam Terakhir di Mekkah

    Pagi menjelang subuh pkl 1.00 AST – 6.00 WIB Wajah cantiknya semakin tersapu oleh dinginnya malam, lengkungan garis hitam
  • Ku Harap Esok

    Pertama kalinya lagi aku seperti ini, seperti kacau semacam tak bisa lepas dari sesuatu yang entah itu apa entah aku tidak mengerti.

Rabu, 22 Juni 2011

Chapter One

Posted by Freaking Writer | On: , |

“Kamu selingkuh..Sudah jelas kalau kamu memang selingkuh..Mengaku saja dan jangan banyak alasan”..Seorang pria membentak dengan keras kepada perempuan di depannya..Tatapannya tajam dengan sorot mata yang begitu beringas.Tampak bahwa dia sedang kesal sekali..
“Buktinya apa kalau aku selingkuh!?Kamu hanya mendengarnya dari orang-orang dan itu tidak cukup menjadi bukti kalu aku selingkuh”..Perempuan itu tidak kurang ketus menjawab bentakan pria tadi.
“Bukti!?Apa tidak cukup aku memergoki kalian berduaan di taman,bermesraan layaknya sepasang remaja yang larut dalam buaian-buaian cinta!?Ingat,kamu itu istri dari seorang lelaki yang tiap hari banting tulang
menghidupi keluarga,dan ibu dari anak yang tanpa malu kau titipkan pada tetangga setiap hari.Lalu apa balasan mu!?Sebuah pengkhianatan yang busuk.Kita,cerai dan tak ada alasan apapun yang bisa merubah keputusan ku.”…
“Bermesraan!?Jangan berlebihan dan jangan menuduh.Kami cuma…”
“Cuma apa!?”.Pria itu langsung memotong ucapan perempuan yang tampaknya telah lelah dengan semua pertengkaran yang terjadi..
“Cuma kencan dengan seorang lelaki,berduaan di taman dan bercumbu ria!?Kau bilang itu ‘Cuma’!?wanita seperti apa kamu!?”.Semakin lama,pria itu semakin kesal dengan alasan-alasan yang di ucapkan perempuan..
Mereka terdiam cukup lama..Lalu lamunan masing-masing memebawanya ke masa lalu.ketika sosok pria yang gagah dan tampan itu dikenalnya dulu.”Mas Hasan orangnya baik”.perempuan itu menggumam pada kata-kata yang sempat ia ucapkannya itu.Zahra,perempuan 25 tahun yang sedari tadi dibentak-bentak mulai menangis sedih.Semua pertahanannya tampak luluh dengan masalah yang satu ini.Dia tak mampu menyembunyikan rasa sedihnya.Tanpa terasa air matanya leleh membasahi pipi yang berlesung manis.
“Terima saja,tak usah menangis.Sia-sia belaka kamu merayu,meratap dan memohon.Aku tetap akan menceraikan kamu”..Hasan semakin menjadi,tanpa mengabaikan linangan air mata Zahra yang semakin deras..
“Mas,maafkan saya.Saya khilaf telah berlaku tidak pantas sebagai seorang istri.Tolong mas,demi anak kita Fathur”..Zahra memelas sambil terisak.Tangan kanannya meraih tisyu yang dengan seketika di usapkannya pada pipi dan sela-sela mata.
“Fathur!?Bagaimana mungkin kamu bisa berkata demikian setelah semua yang tejadi!?Harusnya kamu mengatakan hal tersebut kepada dirimu sendiri.Ketika kamu memutuskan untuk pergi dengan lelaki brengsek itu.ketika kamu memberikan senyuman yang tersungging ketika berjumpa dirinya dan ketika..”..
“Cukup mas.Telinga saya rasanya panas mendengar semua umpatan dan caci maki mas.Saya sudah mengaku,menyesal dan meminta maaf atas kesalahan saya.Apa itu tidak cukup untuk sekedar melunakan hati mas!?Atau sekedar membuat nada bicara mas menjadi lebih halus!?”.
“Tidak!!Percuma saja aku memaafkan kamu.Toh tabiat mu suatu saat akan terulang lagi dan tentu saja aku sudah tau.Lebih baik kita cerai.Kamu tidak usah khawatir,aku sendiri yang akan mengurus percerian kita”..
Hasan pun pergi keluar sambil membanting pintu dengan keras.Zahra terdiam,bibirnya kelu dan matanya sembab.Matanya tertuju pada foto pernikahan 2 tahun yang lalu.Bukan pesta meriah,hanya resepsi sederhana yang menjadi saksi ikatan sebuah bahtera rumah tangga awal perjalanan dari semua masalah yang terjadi saat ini.
Zahra semakin miris melihat foto anaknya yang masih berumur 1 tahun.Dia menyalahkan dirinya sendiri.Mengapa dia begitu bodoh sehingga terbawa emosi sesaat.Atau mungkin,kesialan ini memang telah di takdirkan!?Bahkan saat awal mereka bertemu,adalah tanda bahwa seharusnya mereka tidak bersatu!?Zahra bertanya-tanya dalam hati,pertanyaan yang tidak pernah memiliki sebuah jawaban pasti.Yang jelas,dari awal keluarga Mas Hasan memang tidak setuju kalau mereka menikah.Ibu Mas hasan beralasan,kalau mereka masih terlalu muda,dan Mas Hasan belum cukup mapan untuk menjadi nakhoda dalam biduk rumah rumah tangga.
Zahra tersadar kemudian,bahwa saat mereka menikah dulu memang semuanya tak terencanakan.Mereka berdua hanya memikirkan egoisme cinta tanpa memperhitungkan masa depan. Bahkan saat menikah,Zahra masih mahasiswi tingkat tiga yang belum mengerti makna rumah tangga.Lalu Mas Hasan!?Dia kerja serabutan.Tiap hari dia membuat gorong-gorong yang dipakai untuk membuat sumur atau got.Tentu pelanggannya tidak banyak,hasil kerjanya pun hannya cukup untuk kebutuhan sehari-hari.Sampai setahun yang lalu Fathur lahir,semuanya tampak lebih baik.Kelahirannya membawa berkah.Sedikit demi sedikit usaha Mas Hasan mencapai kemajuan.Pelanggannya bertambah,bahkan pernah waktu itu Mas Hasan mendapat orderan dari kontraktor yang hendak membuat jalur got baru dengan jumlah sangat banyak.Dari situlah awal dari kemakmuran yang sekarang di capai.Mas Hasan menambah modal,dan menambah pegawai baru.Dengan semangat tanpa lelah Mas Hasan banting tulang bekerja tiap hari.Tak ada hari libur,bahkan ketika pegawainya tidak kerja,dia bekerja sendirian.Zahra pun iba kepadanya.Hingga suatu hari,Zahra memutuskan untuk berhenti kuliah.Zahra merasa,biaya kuliahnya membebani perekonomian keluarga.Tak patut rasanya kalau terus merepotkan suami demi kepentingan pribadi.Namun Mas Hasan melarangnya dengan halus,sayang katanya.Apalagi Zahra sedang menempuh tingkat akhir.Tentu mubazir jika harus berhenti dan semua perjuangannya dulu hannyalah sia-sia belaka.Zahra pun senang,dia bersyukur memiliki suami yang sangat pengertian dan perhatian kepada dirinya.Namun apa hendak dikata,ternyata keputusannya itulah yang membuat semua masalah ini muncul.Bermula ketika Zahra PPL di sebuah SMA.Ternyata ada rekan guru yang tanpa dia ketahui menaruh hati kepadanya.Seiring berjalannya waktu keduanya semakin dekat dan tanpa Zahra sadari bahwa dia juga mulai tertarik kepada pria itu.Zahra semakin pintar berbohong,segala cara dilakukannya agar bisa bertemu dengan pria yang di panggilnya Mas Ifnu.Alasan ada rapat lah,seminar,penataran,workshop dan ribuan alas an lain yang menutupi kebiasaanya bertemu dengan Ifnu.Sampai suatu hari semuanya terbongkar.Hasan tak tahan mendengar gunjingan yang melulu di umpatkan oleh para tetangga.Hasan percaya pada Zahra,maka dari itu pada awalnya Hasan tak mau ambil pusing.Namun semakin lama Hasan makin penasaran dengan gunjingan tetangganya.Di buntutilah sang istri kemana dia hendak pergi.Ternyata benar,Zahra menemui pria yang tak dikenal oleh Hasan.Zahra langsung memeluk pria yang duduk di taman kota itu.Pria itu pun tanpa segan merangkul Zahra,keduanya sangat mesra layaknya sepasang kekasih.Atau mungkin,keduanya memang benar-benar sepasang kekasih!?Hasan tak tahan,dia pulang dan melamun seharian.Sampai Zahra pulang,dan terjadilah pertengkaran hebat tadi.
“Assalamualikum..!!”Tampak seorang ibu didepan pintu kayu berwarna cokelat mengucapkan salam..Dibahunya terikat kain selendang yang melilit ke samping badan.Selendang itu dipakai untuk mengais anak kecil di pangkuannya.Samar-samar.terlihat bayi lucu yang sedari tadi di gendong ibu tersebut.
“Eh mbak Nenah,mari masuk”..Zahra mempersilahkan ibu tadi masuk.Kurang pas rasanya bila memanggilnya ibu.Umurnya baru 21 tahun,dan dia lajang yang sangat rajin.Mbak Nenah adalah anak dari tantenya Mas Hasan.Setiap hari Mbak Nenah membantu ibunya di sawah ,dan saat itulah biasanya Zahra menitipkan Fathur selagi dirinya pergi kuliah dan Mas Hasan Bekerja.
“Anakmu pulas sekali Zahra,tadi dia diajak Nanan mencari capung si sawah.Tampaknya dia kelelahan dan tertidur ketika selesai makan siang”.Mbak Nenah lalu membawa Fathur ke atas ayunan selendang di kamar Zahra.Dengan sangat hati-hati Mbak Nenah memindahkan pangkuannya agar Fathur tidak terbangun.
“Menu makan siangnya sesuai pesananku kan Mbak!?”Zahra bertanya sambil berdiri mendekati ayunan selendang tersebut.
“Hati ayam rebus dan parutan wortel yang diperas kan Ra!? “..Tanya Nenah meyakinkan,tangan kirinya meraih bantal yang biru yang empuk.Lalu di pakainya untuk mengganjal kepala Fathur.
“Tentu,rasanya Mbak Nenah tidak akan lupa dengan menu yang harus di berikan kepada Fathur.Toh tiap hari saya menitipkannya kepada Mbak dan saya…”..Tiba-tiba air mata Zahra menetes.Namun dengan segera dia menyekanya.
“Sudahlah Ra.Mbak senang mengasuh Fathur.Dia anak yang lucu dan tampan.Bangga rasanya kalau orang-orang melihat Mbak sedang menggendong Fathur.Dikiranya Fathur itu anak Mbak,mungkin orang-orang itu heran kok anaknya tampan ibunya biasa-biasa saja”..Nenah terkekeh begitu selesai mengucapkan kalimatnya..
“Ah mbak itu bisa saja,Mbak juga cantik kok.Sebentar lagi para bujang kampung kita ini atau kampung sebelah pasti mengantre untuk melamar mbak.Bersiap saja kerepotan untuk menjamu mereka di rumah”.. Nenanh menyeringai,dia lalu menatap mata Zahra dalam-dalam.Sesat kemudian Nenah menyadari ada yang berbeda pada Zahra.
“Kamu habis menangis Ra!?”.Di dekatinya Zahra lalu di lihatnya dengan seksama.Matanya terlihat sembab dan merah.
“Kok ditanya diam saja?Hayo,kamu pasti bertengkar lagi dengan Hasan?”..Cercaan pertanyaan nenah membuat Zahra kembali meneteskan air mata.
“Enggak kok Mbak,mata saya perih ketika tadi mengupas kulit bawang.Mungkin sedikit iritasi,mbak kan tau saya tidak pandai memasak.Makanya untuk mengupas bawang pun butuh perjuangan,dan mata saya yang jadi korbannya”..Zahra tersenyum,berharap Nenah percaya dengan bualannya..Nenah terdiam cukup lama,mulutnya menggigit jari telunjuk tangan kanan lalu memalingkan pandangannya sejenak.Ditariknya nafas dalam-dalam dan sekarang tangannya meraih bahu Zahra yang ada di sampingnya.
“Apa benar yang di gunjingkan orang-orang di luar sana itu?”..Zahra terkejut dengan pertanyaan Mbak Nenah.Bagaimana mungkin Mbak Nenah bertanya seperti itu.Dari awal Nenah sangat percaya kepada Zahra.Maka dari itu,Nenah tak pernah menanyakan perihal gunjingan dari tetangga.Namun,kalau Nenah sampai bertanya,apa itu berarti Nenah sudah tidak percaya kepadanya!?Apakah Nenah sudah mendengar cerita dari Mas Hasan!?Atau Nenah…
“Haha…Bodoh sekali Mbak ini,tak mungkin kamu berbuat seperti itu.Maafkan Mbak sudah berlaku tidak sopan”..Nenah mengangkat kedua tangannya,lalu segera menyalami Zahra.
“Mbak pulang dulu ya!?Mbak baru ingat kalau cuciannya belum di jemur.Besok kalau kamu pergi kuliah,biar Mbak saja yang mengasyh Fathur”..Nenah menyunggingkan senyum simpul.
“Terimakasih mbak…Hati-hati dijalan”.Zahra mempersilahkan Nenah pulang,lalu mengantarnya sampai pintu depan..
Zahra kembali melamun.Hingga beberapa saat kemudian dia tertidur di kursi tamu.Raut wajahnya tampak tak mampu menyembunyikan perihal masalah yang dia hadapi sekarang.Sejuta kebingungan dan keresahan bagai menghantui benaknya.Bahkan ketika tidurpun,Zahra belum bisa berhenti untuk tidak memikirkannya lagi..



Simak Juga Posting Lainnya: