Anggun..
Mungkin itulah yang tergambar pertama kali dalam benaknya saat berpapasan dengan seorang gadis di Taman Anggrek 5 tahun yang lalu..Dan secara tiba-tiba semangatnya membuncah memancar dalam ubun-ubun..hanya untuk mengenal namanya..Namun itu cukup untuk membuat dia gila selama seminggu..Gila..ketika dia membayangkan elok wajahnya..
dan masih terbersit ketika senyumnya yang di kulum tipis membentuk sudut-sudut bibir terpampang menghiasi wajahnya yang hampir sempurna..
membuatnya semakin tersiksa..
Hanya seminggu..
Karena tanpa dia sadari setelah seminggu yang aneh,sekarang gadis itu tepat berdiri di depannya..
dan tak lupa..
gadis itu masih membawa ke-elokan wajahnya...
tidak..
gadis itu tidak memandangnya kali ini..
dan dia tak menyadari bahwa pria di sampingnya adalah pria yang sama seminggu yang lalu..
pria di Taman Anggrek itu..
Dia berdiri menyamping menunggu lift yang sedari tadi menggantung pada tali baja pengikat,belum muncul juga..
ketika pintu lift naik terbuka,entah reflek apa yang menyebabkan kakinya ikut melangkah memasuki lift mengikuti gadis itu..
padahal,dia hendak turun untuk pulang..
Mungkin keberuntungan...
Karena di dalam lift sebuah Mall itu dia hanya di temani gadis Taman Anggrek seminggu yang lalu..
berdua saja..
Momen yang sempurna walaupun tanpa bicara..
Karena tanpa gadis itu sadari,lelaki di sampingnya menatap dengan seksama setiap jengkal tubuh tanpa terkecuali..
dan itu menyenangkan untuknya..
Andai Mall itu seribu tingkat,mungkin lelaki itu tak akan bergeming untuk tetap memandangi dia..
Sial...
Gadis itu tersadar kemudian ketika melihat tatapan mata pria di sampingnya nampak kosong..
yuph..
tatapan imajinasi...
dan itu membuatnya terganggu...
Segera saja pintu lift terbuka...
dan kali ini momen menyenangkan itu berubah menjadi kesialan..
ketika ibu gendut dengan 4 orang anak permpuannya yang tak kalah gemuk ikut memasuki lift...
namun tidak untuk gadis itu..
dia sedikit lega..
karena seseungguhnya,dia mencurigai lelaki yang sedari tadi memandanginya...
Star Bucks,gadis tadi nampak bersantai di tempat itu..
menikmati 2 potong JCO yang di pesan di samping cafe..
Alcapone..
Dengan coklat Belgia dan renyahnya almonds California..
Hazel Dazel..
Coklat hazlenut dengan lapisan coffee cream diatasnya..
Dan tentu saja secangkir Clover Brewed coffee..
Walaupun nampak santai,gadis itu masih mencurigai lelaki tadi..
dia hafal benar tatapan pria dengan jeans denim dan polo shirt putih itu..
begitu kosong...
seakan pria itu merencanakan sesuatu..
yaa..
menculiknya...
tiba-tiba saja fikiranya menjadi kacau..
dan Clover Brewed coffee di depannya tampak tak menarik lagi untuk dinikmati..
Sejenak saja iaa menduga-duga..
apa gerangan yang membuat lelaki tadi menatapnya begitu dalam..
namun kecemasan itu perlahan larut seiring tegukan coffee yang mulai dingin..
Entah kesialan apa yang mengiringi pria itu..
Seluruh sudut di dalam mall telah di jamahnya..
namun sia-sia..
gadis yang di carinya nampak hilang di telan bumi...
dia tak ingin gila lagi..
bayangan seminggu tersiksa,masih tergambar jelas tanpa perlu untuk di ingat-ingat..
entah peri cupid mana yang memberikan tembakan panah cinta dengan dosis tinggi..
tapi yang jelas...
dia nampak telah mati kutu melawan perasaan yang terus menggebu-gebu..
walaupun dia tak yakin kalau ini adalah cinta..
mungkin hanya sebatas kekaguman..
kekaguman tak bertepi tak terpuaskan dan masih menggantung..
dan itu bukan berita bagus untuk pria tersebut...
Gadis itu belum beranjak pergi...
tegukan terakhir Clover Brewed coffee malah menyadarkan dirinya,bahwa ia sedang di ikuti..
atau di cari!?
Namun tak mungkin menunggu mall ini tutup...
sekarang baru jam 5 sore..
di sela lamunannya..
matanya yang kosong tertuju pada gerai kosmetik di main entrance Mall..
bukan..
bukan karena ada harga promo pada produk kosmetik itu..
atau diskon 60% yang menggiurkan bagi kaum hawa...
tapi sosok dengan jeans denim dan polo shirt warna putih itu..
dia mendekat...
bibirnya seakan kelu...
dia tak mampu untuk sekedar menyadarkan diri bahwa pria itu semakin dekat..
dia masih melamun..
bingung..
dan takut..
Tangannya menyambar tisyu yang tersimpan dalam kotak kertas kecil berwarna coklat muda...
selaras dengan warna ruangan..
mungkin agar suasananya homy pikir gadis itu..
tapi untuk apa dia memikirkan itu sekarang..
sosok pria itu makin jelas dan...
hey..
ternyata dia cute juga...
Tangan kanannya mengusap sisa coffee di bibir yang sedikit meninggalkan bekas..
Pada tarikan nafas berikutnya,pria itu sudah ada di depannya..
pria itu tersenyum,dan tangan kanannya mengajak bersalaman..
ternyata dia hannya ingin berkenalan...
Waw..
dia masih cantik seperti minggu lalu..
Vayza...
Nama yang cukup simpel untuk sosok yang luar biasa...
pria itu nampak senang walaupun nafasnya sedikit tersengal...
bukan pekerjaan mudah untuk untuk mencari orang di dalam mall bertingkat 5..
dan dia sadar,bahwa dirinya menghabiskan 45 menit berjalan kaki hannya untuk tau sebuah nama..
karena setelah berkenalan,gadis itu pamit pulang..
tanpa mengucapkan apapun...
apalagi berkata "sampai ketemu lagi"..
di luar ekspektasi..
dan tak ada nomor handphone untuk di hubungi..
Ooow namanya Adit..
"Panggil aja Didit.."
Dengan suara berat pria tadi mengenalkan namanya..
gadis tadi tersenyum mengingat kejadian tadi sambil menatap dashboard mobil..
meraih remote CD dan memutar Geek in The Pink...
masih terbayang scene konyol di Star Bucks tadi..
Nampak Aveo berwarna gold meluncur dari arah basement,dan pergi memasuki rimba jalanan ketika sudah membayar vallet...
Setelah tau namanya,bukan perkara sulit untuk lebih mengenalnya lagi..
USB modem D-link tertancap pada slot USB Lenovo G430 Core 2 duo...
Dan..
tentu saja..
Situs jejaring sosial yang membius ratusan juta manusia di planet ini...
Search..
dan ketemu!!
Vayza Anastasya...
Add...
dan tunggu....
Aditya Rachman..
pria yang yang berkenalan dengannya tempo hari di cafe coffee...
dia nge-add...
hahaha..
tanpa fikir panjang,gadis itu mengkonfirmasi dan menunggu sesuatu setelahnya..
Sejak itulah keduanya semakin akrab...
tukeran nomor handphone..
dan nonton bareng Transformer di temani 2 cangkir penuh popcorn...
Yaa..
itu 5 tahun yang lalu..
dan minggu besok,pria itu berencana untuk melamarnya bertunangan...
segalanya telah dia disiapkan...
Pria itu menatap foto di atas meja kecil di samping tempat tidur..
pada sudut kamar dengan wallpaper bergaya minimalis dengan sedikit komposisi futuristik..
dia tersenyum...
dia tersenyum cukup lama...
guratan bibirnya mengimajinasikan saat-saat mengenal gadis itu dulu..
matanya terpaku pada satu titik yang enggan baginya untuk berpaling barang sejenak...
sampai matanya terlalu berat untuk terbuka,dan sejenak kemudian dia berada di alam mimpi..
Cicncin emas putih bertahtakan berlian..
candle light dinner ekslusif dengan alunan biola live music...
tentu aja..
makan malam yang romantis..
Aditya dan Vayza..
Keduanya duduk pada satu meja..
berhadap-hadapan..
memandang satu sama lain dengan senyuman sedikit tertahan..
Aditya sudah merencanakan sesuatu..
dan itu akan menjadi kejutan yang tak akan terlupakan..
Didit meraba kotak biru yang tersimpan dalam saku jasnya..
sambil mengamati eloknya Vayza yang begitu sempurna untuknya...
"Vay...ummzz...."..
Tampak Didit sulit untuk mengucapkannya..
namun dia berusaha untuk memberanikan diri..
nafasnya sedikit tertahan ketika akan bicara lagi...
"kenapa Dit!?"..
Vayza bertanya dengan senyuman tersungging..
"Gini Vay,kayaknya kita ga bisa pacaran lagi.."
Didit melihat respon vayza dan melanjutkan ucapannya dengan segera..
"Kita ga bisa pacaran lagi Vay karena Didit...."
"iaaa...."
Segera saja vayza memotong ucapan Didit..
"Kayaknya kita emang ga bisa ngelanjutin hubungan kita Dit.."
"Sebenernya,Vay udah muak dengan hubungan kita,tapi Vay ga sampai hati untuk bilang putus"
Didit tekejut mendengar ucapan Vayza,dimasukan kembali kotak biru berisi Cincin bertahtakan Berlian itu ke dalam saku jasnya..
"Vay selingkuh...dan lelaki lain itulah yang membuat Vay ngerasa nyaman..Bukannya kamu Dit.."
Sejenak Didit mengatur nafasnya..
seakan dia tak percaya dengan apa yang baru saja di dengarnya..
semuanya seperti hancur..
dan Didit berusaha menyembunyikan itu semua...
Karena dia tau,lamaran yang akan ia sampaikan hannyalah sia-sia..
"Bukan itu maksudku Vay,kita ga bisa pacaran lagi,karena didit mau kita married..Didit serius sama kamu dan Didit pengen kita hidup bersama"..
Kalimat itu menggantung dalam tenggorokan yang semakin terasa kering menahan kesedihan..
Dengan senyum yang di paksakan Didit berkata "Syukurlah,mungkin inilah jalan terbaik untuk kita"..
Vayza pun mengangguk...
keduanya berpisah setelah tenderloin yang di hidangkan hanya menyisakan piring dan garpunya saja..
Di sebuah jembatan tua di pinggir kota..
sosok lelaki berdiri menatap aliran sungai yang tak terlalu deras..
air sungai itu memantulkan bayangan gelap dan suram..
seperti dirinya..
Tiba-tiba terdengar sebuah benda terjatuh kedalam sungai..
tidak terlalu kencang suaranya..
karena itu hanya kotak biru kecil yang di hiasi pita merah jambu...
kotak,yang berisi cincin bertahtakan berlian..
Bayu Idham Fathurachman
Bayu Idham Fathurachman