Home

  • Freaker

    Selamat Datang

    Selamat datang freaker !! Blog ini resmi saya rilis setelah 2 hari di permak.Silahkan untuk menikmati setiap tulisan yang ada
  • Kotak Biru Berhiaskan Pita Merah Jambu

    Kotak Biru Berhiaskan Pita Merah Jambu

    Anggun..Mungkin itulah yang tergambar pertama kali dalam benaknya saat berpapasan dengan seorang gadis di Taman Anggrek 5 tahun yang lalu..
  • Ameliorate

    Ameliorate

    Banyak hal yang menarik , bila memandang hidup yang kita jalani lewat berbagai prespektif.Ketika hidup dirasa tak adil , ketika menghakimi
  • Malam Terakhir di Mekkah

    Malam Terakhir di Mekkah

    Pagi menjelang subuh pkl 1.00 AST – 6.00 WIB Wajah cantiknya semakin tersapu oleh dinginnya malam, lengkungan garis hitam
  • Ku Harap Esok

    Pertama kalinya lagi aku seperti ini, seperti kacau semacam tak bisa lepas dari sesuatu yang entah itu apa entah aku tidak mengerti.

Kamis, 23 Juni 2011

Apa Salahnya Menjadi Bodoh!?

Posted by Freaking Writer | On: , |
Menurut saya tidak ada,tidak selamanya bodoh itu buruk.Toh kebodohan pula yang membuat pasar tradisional tetap berdiri,dengan kebodohan kita tidak menyadari betapa kotornya serba-serbi yang di jual di pasar.Dan kita mau mengkonsumsinya,lagi-lagi karena kebodohan.Yang lebih menarik,menjadi bodoh sangat membuka peluang kita untuk menjadi pintar,memberi kesempatan untuk tetap belajar dan memahami sesuatu.Faktanya,tidak ada kebodohan yang kompleks pada setiap aspek.Saya merasa bodoh pada pelajaran berhitung,namun saya begitu antusias dalam sastra,berimajinasi dan menelaah sesuatu dari sudut pandang
yang tidak umum.Saya setuju,bahwa imajinasi lebih berarti dari sekedar ilmu pasti (sebenernya ngeles,karena saya tolol dalam matematika).
Ketika era reformasi menapaki titik awal,cukup banyak orang yang menjadi lebih pintar.Istilah reformasi,merger,likuidasi,dan ungkapan popular pada saat itu,menyiratkan chaos yang melanda negeri kita saat di terjang badai krisis.Karena itu,banyak orang mulai mengerti makna reformasi,merger dan likuiditas.Boleh dibilang,bahwa masa orde baru merupakan masa pembodohan massal.Ketika hak bicara,berkumpul dan mengeluarkan pendapat sangat di tentang,dengan alasan mengganggu stabilitas keamanan dan politik.Ajaibnya,masa kebodohan itu justru memberikan efek progressive pada infrastruktur.Mungkin sedikit juga terhadap ekonomi,walaupun kebebasan dikebiri.Saya sering berandai (mungkin yang lainya juga),untuk bisa kembali merasakan rezim orde baru,ketika harga bahan pokok terjangkau,harga pakaian sangat masuk akal,dan rupiah masih memiliki taji melawan dollar.Namun sayangnya,pengorbanan yang sangat besar perlu di lakukan.Caranya!?Menggadaikan otak kita kepada pemerintah dan berusaha menjadi bodoh.Untuk tidak memberikan intervensi kepada pemerintahan dan tetap menjaga kestabilan keamanan.Faktanya,tidaklah salah untuk menjadi bodoh.Karena ketika orang mulai pandai berargumen,mengkritik dan menyampaikan unek-unek,mereka justru melupakan kebodohan yang penuh ketaatan dan kepatuhan tehadap hukum,walaupun didasari pada ketakutan.Dan ketika mereka pintar,mereka lupa akan batasan-batasan prilaku yang membatasi kebebasan itu sendiri.
Menjadi idealis,kadang menyakitkan.Toh kapitalis tetap memaksa seseorang untuk memliki spesialisasi keahlian.Karena tanpa itu,bersiaplah anda menjadi penghuni strata terendah dalam strasifikasi social model kapitalis.
Berbeda dengan dahulu,tuan tanah yang idiot pun bisa sangat disegani karena luasnya tanah yang dimiliki.Tidak adil memang,karena pada masa itu tidak terdapat mobilitas vertical naik.Sangat sulit,mengingat tanah-tanah pertanian yang dimiliki tuan tanah,terlalu berharaga di banding apapun saat itu.Dan kapitalis,memberikan peluang menarik dengan menawarkan pendidikan sebagai sarana mobilitas vertical naik.Ketika seorang ayah menjadi buruh,dan anaknya mampu menjadi insyinur,menyembulkan hasil akhir bahwa sang anak mampu melakukan mobilitas antar generasi,naik tentunya.
Lagi-lagi saya skeptis dengan kapitalis.Menurut saya,kapitalis merupakan buah dari konspirasi busuk antara Negara-negara sekuler.Dan kita,harus memakan buah itu sebagai system yang tekesan dipaksakan kepada Negara yang notabene di huni puluhan juta umat muslim,ironis sekali.
Kesimpulanaya,saya masih menganggap bahwa menjadi bodoh bukan merupakan suatu kesalahan.Tapi pilihan yang memberikan peluang untuk menjadi lebih baik dengan cara yang paling sinting sekalipun.



Simak Juga Posting Lainnya: