"Aku adalah masa lalu,yang akan menagih janji mu di masa itu.Saat dunia mulai kelam akan kebencian.Dan tak ada lagi rumput hijau maupun pohon beringin yang terbentang.Hanyalah gurun tandus yang mencakar setiap makhluk dengan panas teriknya.Bahkan burung pemakan bangkai pun akan binasa oleh sengatnya.Terimalah takdir ini,dan segera bayar janji mu!!"
"Sialan!!Apa sebenarnya yang terjadi pada ku ?Sudah 3 malam aku memimpikan hal yang sama.Dan melulu setiap mimpi itu datang,badan ku terasa dingin lemas" Laki-laki umur tanggung itu bangkit dan menyeka keringat dingin di dahinya.Diambilnya segelas air putih dalam cangkir hijau muda.Di teguknya secara perlahan sembari memikirkan dan menenangkan hati.
"Mungkin hanya mimpi buruk biasa,namun kenapa hal ini datang setiap malam?Besok aku harus ke psikiater.Tampaknya ada yang kurang beres dengan mental ku".Diambilnya selimut tebal coklat dan segera dibungkuskan pada tubuhnya yang mulai menggigil.
Jhony Gibon,18 tahun dan sedang di rundung resah oleh hidupnya yang tak karuan.Keluarganya diambang perceraian setelah sang ayah kedapatan memiliki wanita idaman lain.Ibunya mulai sering sakit-sakitan setelah mengetahui hal itu.Dirinya hanya remaja yang belum mengerti apa-apa.Bekerja part-time di sebuah toko donat untuk melanjutkan mimpinya menjadi seorang pengacara.Motivasinya adalah,ingin menjerat setiap ayah yang berselingkuh dan tak bertanggung jawab terhadap keluarganya.
"Bu,Gibon berangkat kerja dulu,diatas meja ada kue wafle seperti biasa,ada tambahan keju cheedar dari bibi Linda.Kalau ibu mau,keju itu ada di rak piring dekat mug coklat.Mungkin hari ini Gibon pulang agak telat,sepulang sekolah Gibon mau pergi ke psikiater dulu.Sampai jumpa bu".Gibon pun mengecup kening sang bunda dan mencium tangannya dengan iba.Perempuan renta yang hanya tergolek lemah itu tak sedikitpun mengeluarkan kata-kata.Semenjak ayahnya Gibon pergi,dia hanya bisa menitik kan air mata.
Hari senin adalah hari tersibuk di dunia,ketika orang mulai menjalani aktifitasnya di awal minggu.Gibon dengan skateboard bututnya mulai meluncur di sela-sela gang kumuh.Menapaki setiap blok apartemen yang tak terurus.Tikus-tikus kecil berlarian memburu tong sampah.Sampai kemudian kumpulan kucing mengejar layaknya rudal pencari panas memburu mangsa.Gibon sesekali berhenti untuk mengecek roda skateboardnya.Salah satu baut ban belakang tidak terpasang dengan kencang.Karena sudah aus tampaknya.Dan Gibon tak punya cukup uang untuk sekedar mereparasi bagian sekecil itu.
Sampailah ia ditujuan.Toko donat milik Tuan Sam,patron yang dia segani.Toko Donat itu berjarak 9 blok dari rumahnya.Cat berwarna kuning pudar menghiasi toko donat tersebut,karena tak ada perawatan setelah 8 tahun toko itu berdiri.Waktu kecil di akhir pekan,Gibon senang sekali pergi kesana ditemani ayahnya.Memesan 6 buah donat kacang dan keju.Tak ketinggalan pepsi cola berukuran jumbo.Setelah itu menonton puppet comedy di main hall kota.Di saat yang sama,sang bunda Eli menjadi binatu di komplek apartemen sekitar rumahnya.Sebagai keluarga kurang berada,mereka harus bekerja sangat keras.Ayahnya hanya seorang pekerja bangunan di perusahaan pemborong.Karena pekerjaan itu,sang ayah harus sering pergi keluar kota.Itulah mengapa,Gibon lebih akrab dengan ibunya.Ketika ulang tahun ke 15,Gibon dibelikan skateboard sebagai hadiah.Idolanya Rodney Mullen,dia tak sabar untuk memainkan beberapa trik flip bersama kawanan skater kota.
"Cring",tanda pintu toko dimasuki sesorang."Kamu telat 5 menit Gibon,dan ini sudah kelima kalinya kau terlambat.Sekarang,apalagi alasan mu?"Ucap seorang tua bertopi merah berlogokan tim basket terkenal negeri ini."Ibu ku masih tergolek saat aku hendak berangkat,aku memasak beberapa waffle dan membereskan dapur dahulu.Besok aku tak akan telat lagi tuan".Gibon tertunduk malu."Ya,lagi-lagi ibumu yang jadi alasan.Itulah kenapa seorang wanita harus memilih calon suaminya dengan benar.Lekaslah ganti pakaian mu,hari ini kita dapat banyak pesanan".Lelaki tua itu mengambil cangkir kopi yang di taruhnya diatas meja berbentuk oval."Baik tuan,saya mohon diri".Gibon beranjak dari tempatnya mematung sejenak,dan menuju ruangan kecil tempat dia mengganti pakaian.Dia sedikit kesal dengan ucapan Tuan Sam tadi."Sarkastik sekali,dia fikir aku senang dengan keadaan ku sekarang!!"Umpatnya.Sebenarnya tuan Sam adalah orang yang menyenangkan.Sifatnya jenaka dan mudah tertawa.Namun untuk masalah kedisiplinan,dia tak pernah kompromi."Itulah kenapa orang-orang sipit pendek di timur sana cepat kaya dan kita tidak,mereka punya kedisiplinan yang kuat".Celotehnya suatu ketika."Mau bagaimana lagi,ini memang salahku".Gibon membuka raknya dan melucuti helai kain yang menempel di tubuhnya."Segera bayar janjimu!!Segera lunasi hutangmu!!".
"Prak",terdengar suara benda terjatuh.Tanpa sengaja Gibon menjatuhkan bingkai foto dia dan ibunya di rak baju."Suara apa tadi?Darimana datangnya suara itu?Apa yang sebenarnya terjadi".Gibon kaget bukan kepalang,suara yang tiba-tiba muncul saat dirinya tengah melamun.Terang saja suara itu mengagetkannya.Hanya dia seorang diruangan itu.Suara yang terdengar menggema,begitu berenergi seakan menohok kedalam tulang iga.Gibon lemas sesaat,sampai dia tersadarkan oleh ketukan pintu."Gibon,Gibon,apa yang terjadi?Aku mendengar suara pecahan,kamu baik-baik saja".Suara tuan Sam terdengar dibalik pintu.Tampaknya dia sedikit khawatir."Aku baik-baik saja tuan,aku tak sengaja menjatuhkan bingkai foto milik ku".Balas Gibon dengan segera.
"Cepatlah,5 paket donat harus segera kau antarkan ke Boulevard street.Kamu tau Nyonya Green?Dia tidak suka menunggu".
"Baik tuan,saya segera keluar".
"Sial sekali hari ini.2 kali aku di marahi dan mendengar suara aneh tak jelas.Apa yang salah dengan hidupku?Setahun yang lalu semuanya terasa normal.Tak ada orang yang berani memarahi atau menghardik aku".Gibon bekesah setelah keluar dari sebuah rumah tua.Sudah dapat di tebak.nyonya Green memarahinya karena dia telat mengantarkan donat.Kebiasaan Nyonya Green di senin pagi,menonton acara serial tv di stasiun swasta.Syarat utama dia terhibur menonton acara itu ialah,dengan ditemani potongan donat hangat dari toko tuan Sam.Gibon dimarahi karena dirinya telat satu scene acara.Itu cukup untuk membuat Nyonya Green membentak habis dirinya dan tanpa memberi tip.
"Ada dua alasan kenapa kita harus masih tetap hidup dan berusaha.Pertama,selama kau menyayangi dirimu sendiri.Dan selama kamu masih memiliki orang yang kamu sayangi".Ucapan ibunya tiba-tiba menghampiri dalam imaji.Dikayuhnya sepeda itu dengan cepat,dia tampak tergesa karena tak ingin di bentak lagi oleh tuan Sam."Aku harus tabah dan bekerja keras.Hidup ku sedang berada dibawah,perlahan tapi pasti hidupku akan lebih baik jika aku berani melangkah dan tetap fokus".Gibon berusaha menyemangati diri dengan motivasi yang terkesan muluk.Namun keyakinan yang kuat dibarengi usaha,pastilah semua impian akan tercapai.
Jam dinding di toko Donat tuan Sam menunjukan pukul 7 malam.Gibon segera menggusur diri menuju tempat ganti pakaian untuk segera pergi ketempat psikiater."Untung aku sudah buat janji dengan dokter Richard.Pasti dia sudah menunggu sekarang."Gumam Gibon sembari melucuti kancing bajunya."Ibu pasti belum makan , lebih baik aku membeli beberapa potong burger untuk kubawa pulang" lanjutnya lagi.Dengan langkah kaki yang kokoh , dia keluar dari toko tuan Sam , tentu setelah ia mendapat upah harian dari patronnya itu.Tak banyak memang , namun cukup untuk dia dan ibunya mendapatkan makanan hangat tiap harinya , serta ongkos sewa kontrakan kumuh yang seharusnya menjadi tanggung jawab sang ayah.Gibon berjanji , bahwa dirinya adalah seorang pria yang bertanggung jawab , tak seperti ayahnya.Baginya , tanggung jawab bukanlah beban.Namun motivasi , agar dia dan ibunya bisa memiliki hidup yang lebih baek dari saat ini.